Yongey Mingyur Rinpoche atau sering disebut Mingyur Rinpoche adalah seorang Master Meditasi dari tradisi Budhisme Tibet. Lahir pada tahun 1975 di sebuah desa kecil di Himalaya, tepatnya di perbatasan Nepal dan Tibet. Beliau merupakan anak dari Tulku Urgyen Rinpoche, seorang Master Meditasi yang sangat dikenal di dunia dan telah mengajar meditasi kepada banyak murid dari dunia Internasional. Sejak usia yang masih sangat muda, Mingyur Rinpoche sudah tertarik dalam dunia meditasi dan sering kali menyelinap keluar dari rumahnya untuk bermeditasi di gua-gua sekitar tempat tinggalnya di Himalaya. Namun, disamping ketertarikannya dengan latihan meditasi, Mingyur Rinpoche menderita serangan panik (panic attack) yang sangat membuatnya menderita dan tidak berdaya saat itu. Serangan panik tersebut membuat kesulitan yang cukup berarti bagi Rinpoche untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya.
Di usia 9 tahun, Rinpoche belajar meditasi dari Ayahnya di Nagi Gonpa, semua pertapaan kecil di lembah Kathmandu. Kurang lebih 3 tahun lamanya, Mingyur Rinpoche mendapatkan bimbingan Ayahnya secara langsung dalam pengalaman meditasinya, yang merupakan latihan Meditasi Buddhis yang cukup mendalam, yaitu Mahamudra dan Dzogchen (Maha Ati), dimana kedua ajaran meditasi ini tidak hanya ajaran yang mendalam, namun juga bersifat rahasia dan hanya diajarkan oleh Master Meditasi yang sudah sangat maju dalam latihannya. Selama periode 3 tahun ini, Mingyur Rinpoche mendapatkan instruksi-instruksi kunci dari Ayahnya dan berlatih hingga mencapai level pengalaman langsung (direct experience) dari yang sudah diajarkan.
Saat usia 13 tahun, Mingyur Rinpoche sudah menjalani retret meditasi tradisional yang intensif dan tertutup selama 3 tahun di Biara Sherab Ling, India Utara dibawah bimbingan salah satu Guru Akarnya: Tai Situ Rinpoche (salah seorang Guru Besar dan pemegang silsilah tradisi Karma Kagyu dalam Budhisme Tibet) dan Saljey Rinpoche, seorang Retreat master, yang menghabiskan separuh masa hidupnya dalam retreat meditasi yang sangat ketat.
Perlu diketahui, sangat jarang seseorang yang begitu muda (seperti Mingyur Rinpoche) sudah berminat untuk menjalani retret meditasi tradisional tersebut. Selain karena level retret itu berat dan intensif, masa retret yang dibutuhkanpun tidak sedikit, yaitu lebih dari 3 tahun. Selama masa retret 3 tahun ini, Mingyur Rinpoche berlatih latihan fondasi (ngondro), dan Meditasi tingkat lanjut yang mencakup: Meditasi fase pembentukan (developmental stage) yang menggunakan banyak teknik Visualisasi dan Suara Mantra untuk mengubah persepsi batin yang biasa, dilanjutkan dengan Meditasi fase peleburan/penyempurnaan (completion stage) yang mencakup latihan untuk mengolah energi halus yang terdapat dalam tubuh, dan Meditasi Mahamudra, sebuah latihan yang memungkinkan Meditator mengalami pengalaman langsung dari hakekat batin yang jernih dan cerah.
Ketekunan luar biasa yang ditunjukkan oleh Mingyur Rinpoche selama retret membuahkan hasil yang luar biasa, dimana Beliau sungguh-sungguh menguasai sepenuhnya pikiran dan emosi yang muncul dari batinnya. Saat ini, Mingyur Rinpoche telah sepenuhnya menaklukkan Serangan Panik yang menghantuinya sejak kecil. Beliau benar-benar mengalami bagaimana Meditasi dapat mengatasi berbagai masalah pikiran dan emosi yang membelenggu.
Setelah Mingyur Rinpoche menyelesaikan masa retret 3 tahun-nya, Guru yang dikasihinya, Saljey Rinpoche meninggal dunia dan Mingyur Rinpoche ditunjuk oleh Tai Situ Rinpoche untuk menjadi Retreat master perioder berikutnya. Pada usia 17 tahun, Mingyur Rinpoche rermasuk seorang Biksu termuda yang pernah dipercayakan untuk memegang tanggung jawab ini.
Mingyur Rinpoche terus menerima transmisi-transmisi ajaran yang penting dari Ayahnya dan Khenchen Thrangu, seorang Biksu senior dari tradisi silsilah Kagyu. Saat usia 19 tahun, Mingyur Rinpoche memasuki Dzongsar Monastic College, dan dibawah bimbingan Khenpo Kunga Wangchuk, Beliau mempelajari filsafat budhis seperti, Madyamaka, dan ilmu logika.
Pada usia 20 tahun, Mingyur Rinpoche ditunjuk oleh Tai Situ Rinpoche untuk menjadi Kepala Biara Sherab Ling. Dalam posisi ini, Mingyur tidak hanya mengajar sebagai Asisten Professor dalam Institusi Pendidikan Biara, namun juga pada saat yang sama berperan sebagai Master Retret untuk retret tradisional 3 tahun. Dalam periode ini, hingga usia 25 tahun, Mingyur Rinpoche seringkali melakukan retret tertutup mulai dari periode 1-3 bulan.
Mingyur Rinpoche ditahbiskan sebagai Bhiksu Penuh pada usia 23 tahun oleh Tai Situ Rinpoche dan mendapatkan transmisi penting ajaran Dzogchen (Maha Ati) dari Guru Besar dari Aliran Nyigma: Nyosul Khen Rinpoche. Selama bertahun-tahun, kurang lebih dengan total masa 100 hari, Nyosul Khen Rinpoche mentransmisikan ajaran “Silsilah Lisan” dari Esensi Kunci dari Ajaran Dzogchen (Heart Essence of the Great Perfection), yang diantaranya mencakup ajaran The Breakthrough (Trekcho) dan The Direct Lap (Togal), yang merupakan ajaran yang sangat rahasia dan hanya bisa ditransmisikan kepada satu orang dalam satu masa. Dalam masa-masa selanjutnya, Mingyur Rinpoche memperdalam pengetahuannya dalam ajaran Madhyamaka, Prajnaparamita, Abhidarma, Pramana, dan Vinaya. Beliau juga secara rutin memasuki retreat tertutup dan menyendiri.
Sebagai tambahan dari latar belakang pendidikan dan pengalaman Meditasi Beliau, Mingyur Rinpoche sejak usia yang sangat muda juga mempunyai ketertarikan terhadap ilmu Psikologi, Fisika termasuk Fisika Kuantum, dan Neurologi (ilmu mengenai Sistem Syaraf). Pada usia yang masih sangat muda, Mingyur Rinpoche sering terlibat diskusi informal dengan Francisco Varela, seorang ahli Neuroscience kenamaan dunia yang saat itu sering mengunjungi Ayah Rinpoche di Nepal.
Bertahun-tahun setelahnya, tepatnya tahun 2002, Mingyur Rinpoche bersamaan dengan Meditator lain yang telah bermeditasi dengan jam terbang meditasi yang lama, diundang ke Waisman Laboratory for Brain Imaging and Behavior, Universitas Wisconsin, setelah diminta oleh Dalai Lama. Disana, beberapa Ilmuan, seperti Richard Davidson, Antonie Lutz, memeriksa pengaruh meditasi pada otak para meditator yang telah bermeditasi dengan jam terbang dan pengalaman meditasi yang lama. Hasil penelitiannya cukup menarik, dan mendapatkan perhatian luas dari kalangan ilmuan dunia, dan diliput oleh National Geograpic dan Majalah Time. Penelitian lanjutan dilakukan di Harvard University, MIT, dan lainnya.
Mingyur Rinpoche terus terlibat dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan mengenai pengaruh Meditasi terhadap perubahan pola struktur Otak dan Kebiasaan serta Perilaku. Oleh karenanya, dalam pengajarannya, Mingyur Rinpoche seringkali mengajar meditasi dengan cita rasa yang diwarnai dari kedua latar belakangnya, yaitu pelatihan meditasi yang intensif sejak usia muda, dan pengalamannya saat berinteraksi dengan para ilmuwan.
Mingyur Rinpoche secara unik dapat mengajar meditasi dan menampilkan kebijaksanaan meditasi kuno dari Tibet ini dalam cara yang segar, relevan dengan jaman, universal, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Program Meditasi yang diajarkan oleh Mingyur Rinpoche kepada para muridnya di Asia, Eropa, Amerika, dan di seluruh dunia dikenal dengan nama: Joy of Living, dan Path of Liberation yang masing-masing terdiri dari berbagai level. Workshop Meditasi Joy of Living sendiri terbuka untuk semua kalangan dari latar belakang tradisi agama dan kepercayaan apapun. Workshop ini mengandung banyak intisari-intisari kunci yang sangat penting dan mendalam di dalam perjalanan kita berlatih meditasi.
Mingyur Rinpoche menyampaikan ajarannya melalui berbagai Biara yang berada dalam naungan bimbingannya, yaitu Tergar Monastery di India, Tibet, dan Nepal, dan komunitas Meditasi di berbagai negara, yang disebut Tergar Meditation Community yang ada di berbagai benua baik Amerika, Eropa, dan Asia, termasuk Indonesia (Jakarta dan Surabaya). Selain mengajar, Mingyur Rinpoche juga meluangkan waktu beliau untuk berkerjasama dengan berbagai penulis menulis buku bestseller mengenai meditasi: The Joy of Living, The Joyful Wisdom, dan Turning Confusion into Clarity.
Pada bulan Juni 2011, Mingyur Rinpoche tiba-tiba meninggalkan biaranya secara diam-diam dan hanya meninggalkan sepucuk surat kepada murid-muridnya, tanpa membawa uang atau apapun selain pakaian yang di badan, Beliau pergi mengembara ke jalan-jalan, bukit-bukit, dan gua-gua di area Himalaya berlatih meditasi secara intensif. Kurang lebih 4 tahun setelahnya, setelah gempa di Nepal dan area Himalaya, tepatnya pada bulan November 2015, barulah Mingyur Rinpoche keluar dari retret meditasi mengembaranya sejak tahun 2011.
Setelah keluar retret pada tahun 2015, Mingyur Rinpoche kembali aktif mengajar meditasi di berbagai tempat di seluruh dunia, dan tahun lalu (tahun 2016), Beliau juga telah berkunjung dan mengajar di Indonesia (Jakarta dan Surabaya), dan pada tahun 2017, Mingyur Rinpoche akan kembali datang ke Indonesia dan akan mengajar meditasi di Bali (24 September 2017), Surabaya (25-26 September 2017), dan Jakarta (27-30 September 2017). Informasi kedatangan dan jadwal kegiatan Mingyur Rinpoche di Indonesia dapat diikuti melalui www.tergar.or.id atau melalui Facebook: Tergar Jakarta dan Instagram: @TergarIndonesia.
Sungguh suatu kesempatan langka dan berharga apabila kita bertemu dan mendapatkan pengajaran dari Guru Sejati dengan latar belakang praktek latihan yang mendalam, silsilah yang otentik. Semoga kita semua berbahagia.